Jangan Tertipu, Ini Ciri-Ciri Hoax Kesehatan

Published on 19 Nopember 2018

Jangan Tertipu, Ini Ciri-Ciri Hoax Kesehatan

Masyarakat Indonesia sudah tergolong tinggi dalam adopsi digital. Gambaran itu dibuktikan dengan jumlah pengguna aktif media sosial di tanah air yang mencapai sekitar 120 juta. Sementara pengguna internet Indonesia mencapai 132,7 juta dari 256,4 juta populasi di tanah air.

Perkembangan teknologi dan komunikasi harusnya menjadi batu loncatan bagi masyarakat. Namun, bukannya semakin maju, pengguna Internet justru semakin dibuat resah karena munculnya isu-isu yang ternyata hanya kebohongan belaka (hoax, dibaca hoks). 

Berita hoax tak akan jadi masalah kalau orang-orang tidak mudah percaya dan menyebarkannya. Sayangnya, banyak sekali pengguna Internet yang mudah terjebak hoax. 

Baca juga Jangan Nekat Menyebarkan Hoax Kalau Tidak Mau Kena Pasal Berlapis Ini

Di Indonesia, hoax di bidang kesehatan adalah yang paling banyak disebarkan. Seperti dilansir situs resmi kantor berita Antara, Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Wina Armada Sukardi, mengatakan bahwa dari sekitar seribu berita hoax yang dijadikan sampel, 27 persennya merupakan berita bohong soal kesehatan.

Menurut Wina, hal tersebut dikarenakan berita kesehatan dianggap hal yang penting sehingga harus segera disebarkan secepat mungkin. Padahal, informasi yang menyesatkan bisa membahayakan.

Menurut para pakar psikologi dan ilmu saraf, setiap orang punya kecenderungan alami untuk memercayai informasi yang mudah dicerna. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis aktivitas otak dengan alat pindai MRI.

Dari pemindaian tersebut, diketahui bahwa otak akan melepaskan hormon dopamin setiap kali Anda berhasil memahami fakta atau pernyataan tertentu. Dopamin bertanggung jawab untuk membuat Anda merasa positif, bahagia, dan nyaman.

Sementara ketika menerima informasi yang rumit, justru bagian otak yang mengatur rasa sakit dan muak yang lebih aktif. Jadi tanpa sadar, otak manusia memang lebih menyukai hal yang sederhana dan mudah dipahami, bukan berita-berita yang harus dipikirkan dulu.

Baca juga Terungkap, Inilah 5 Mitos Salah Seputar Smartphone

Sebetulnya, tidak sulit untuk mengetahui apakah sebuah berita tergolong hoax atau bukan. Anda bisa dengan mudah menelusurinya di internet. Di samping itu, hoax di bidang kesehatan juga memiliki ciri-ciri yang bisa dikenali, kok.

1. Judulnya provokatif

Ini ciri yang paling mudah dikenali. Emak patut curiga jika mendapat kiriman berita dengan judul yang bombastis. Pembuat hoax memang sengaja menggunakan judul yang “wow” untuk menarik minat orang membacanya.

2. Menggunakan kata dan kalimat yang sangat emosional dan menimbulkan kecemasan

Tulisan semacam ini terbukti lebih sering dan lebih cepat tersebar dibandingkan dengan tulisan yang sifatnya netral.

3. Tidak menyebutkan nama, lokasi, dan waktu yang jelas

Kalaupun dicantumkan, tidak dijamin kebenarannya. Untuk memastikannya sangat mudah. Misalnya, jika sebuah tulisan memuat nama seorang dokter atau pakar kesehatan, cobalah untuk mengeceknya di internet. Kalau berita tersebut benar, tentu Emak akan menemukan nama yang bersangkutan di internet. Sebaliknya, jika tidak ada satupun catatan yang keluar mengenai nama tersebut, sebaiknya abaikan saja informasi tersebut.

4. Tidak berdasarkan fakta medis atau hasil penelitian secara ilmiah

Jangan mudah terkecoh dengan kalimat “Menurut penelitian, … “ karena belum tentu informasi tersebut benar. Kecuali, jika tertulis dengan jelas siapa, di mana, dan lembaga yang melakukan penelitian, atau link jurnal hasil penelitiannya.

5. Diakhiri dengan kata-kata semacam "sebarkan" atau "viralkan"

Kata-kata tersebut membuat orang merasa terdorong untuk mudah percaya dan ikut menyebarkannya dengan cepat.

Baca juga Tergiur Jadi Youtuber Kaya Raya? Syarat dari Youtube Makin Berat Lho

Silakan kunjungi laman produk Inolabs Indonesia lainnya seperti Software Apotek, Software Klinik, dan Software Rumah Sakit yang semuanya berbasis web.

hoax kesehatan ciri-ciri hoax cara menangkal hoax bahaya hoax kesehatan ciri hoax kesehatan berita hoax berita hoax kesehatan