PT Bio Farma Bakal Keluarkan Vaksin Pencegah Tifoid pada 2019

PT Bio Farma Bakal Keluarkan Vaksin Pencegah Tifoid pada 2019

Published on 20 Maret 2017

PT Bio Farma Bakal Keluarkan Vaksin Pencegah Tifoid pada 2019

Tahun 2019 mendatang, PT Bio Farma (Persero) menargetkan akan meluncurkan vaksin tifoid konjugat. Sebanyak 20 juta dosis akan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan lokal.

Menurut Project Integration Manager of Product Development Division PT Bio Farma (Persero), Erman Tritama, secara global, diprediksi pada tahun 2024 kebutuhan vaksin untuk mencegah penyakit tifus itu mencapai 180 juta.

"Saat ini permintaan vaksin tifoid secara global cukup tinggi. Namun untuk saat ini prioritas utama kami untuk memenuhi kebutuhan lokal. Untuk produksi awal kami akan memproduksi 20 juta dosis per tahun. Itu untuk kebutuhan dalam negeri," ujar Erman, saat Media Gathering Bio Farma Contribution to The World di Glamping Lakeside Rancabali, Minggu (19/3/2017).

Dalam rilis yang dikeluarkan oleh Koalisi terhadap Tifus (CaT), tifoid mempengaruhi sekitar 21 juta orang dan kebanyakan terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun dengan 216.000 kematian per tahun. Sementara ada beberapa provinsi di negeri ini dengan pasien tifus di atas 1,6 persen, antara lain di Aceh, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Banten, Jawa Barat, Papua Barat, Papua, Gorontalo dan Kalimantan Timur.

Maka itu, Tifoid Konjugat ini diharapkan bisa menekan angka penyakit tifus khususnya pada anak. Keunggulannya vaksin ini bisa diberikan pada anak di bawah usia dua tahun. Rencananya, PT Bio Farma akan membanderol vaksin ini tidak lebih dari 30 persen harga vaksin tifoid yang sudah ada.

"Tidak perlu diulang setiap dua atau tidak tahun. Cukup dua kali diberikan, ini bisa untuk kekebalan seumur hidup," terang Erman.

Tahun 2019 mendatang, PT Bio Farma (Persero) menargetkan akan meluncurkan vaksin tifoid konjugat. Sebanyak 20 juta dosis akan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan lokal.

Menurut Project Integration Manager of Product Development Division PT Bio Farma (Persero), Erman Tritama, secara global, diprediksi pada tahun 2024 kebutuhan vaksin untuk mencegah penyakit tifus itu mencapai 180 juta.

"Saat ini permintaan vaksin tifoid secara global cukup tinggi. Namun untuk saat ini prioritas utama kami untuk memenuhi kebutuhan lokal. Untuk produksi awal kami akan memproduksi 20 juta dosis per tahun. Itu untuk kebutuhan dalam negeri," ujar Erman, saat Media Gathering Bio Farma Contribution to The World di Glamping Lakeside Rancabali, Minggu (19/3/2017).

Dalam rilis yang dikeluarkan oleh Koalisi terhadap Tifus (CaT), tifoid mempengaruhi sekitar 21 juta orang dan kebanyakan terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun dengan 216.000 kematian per tahun. Sementara ada beberapa provinsi di negeri ini dengan pasien tifus di atas 1,6 persen, antara lain di Aceh, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Banten, Jawa Barat, Papua Barat, Papua, Gorontalo dan Kalimantan Timur.

Maka itu, Tifoid Konjugat ini diharapkan bisa menekan angka penyakit tifus khususnya pada anak. Keunggulannya vaksin ini bisa diberikan pada anak di bawah usia dua tahun. Rencananya, PT Bio Farma akan membanderol vaksin ini tidak lebih dari 30 persen harga vaksin tifoid yang sudah ada.

"Tidak perlu diulang setiap dua atau tidak tahun. Cukup dua kali diberikan, ini bisa untuk kekebalan seumur hidup," terang Erman.

Silahkan kunjungi laman produk Inolabs lainnya seperti Software Apotek, Software Klinik, dan Software Rumah Sakit yang semuanya berbasis web.

SUMBER ARTIKEL | SUMBER GAMBAR

software apotek