Pentingnya Kode Batch Produksi Pada Obat

Published on 28 Agustus 2017

Pentingnya Kode Batch Produksi Pada Obat

Hal yang kerap diperhatikan orang awam saat membeli obat yang dijual pasaran bebas di apotek, rata-rata adalah tanggal kadaluwarsa atau expired date. Namun, sudah tahukah Anda bahwa mengamati kode produksi atau no batch pada obat juga merupakan hal yang penting? Dalam artikel ini, bersama kita coba eksplorasi bagian penting yang bersinggungan antara no batch serta tanggal kadaluwarsa obat-obatan yang sering kita beli di pasaran.
Di ruang lingkup pemerintah, kita memiliki BPOM sebagai badan Regulasi Resmi Pemerintah Indonesia, membuat aturan tentang cara penomoran produksi, baik produksi obat maupun makanan. Hal ini penting sekali bagi konsumen agar mengetahui kondisi produk tersebut, dengan hal ini BPOM melindung Konsumen sekaligus Produsen itu sendiri, apalagi saat ini banyak beredar produk-produk import yang tidak jelas akan kondisinya.
Sebagaimana disampaikan di paragraf awal, selain expired date, ada juga kode produksi yang muncul di produk obat-obatan.  Biasanya kode produksi  ini berdampingan dengan expired date.  Dari kode produksi ini, harusnya ada hubungan yang erat dengan expired date.  Biasanya suatu produk obat-obatan mempunyai masa edar di pasaran sekitar 3 – 5 tahun.  Tentunya ada mungkin yang lebih dari ini.  Tergantung dari bahan yang terkandung di dalam obat tersebut.
Misalnya jika sebuah obat diproduksi pada tahun 2012 maka expired date akan berkisar antara 2015 – 2017.  Ini berarti antara kode produksi dan expired date harus memiliki kesesuaian.  Jika sebuah produk obat diproduksi tahun 2012 dan expired date nya tahun 2022 maka anda bisa lebih memperhatikan akan produk obat ini.  dengan cara misalnya anda bandingkan dengan product dengan merk sejenis, apakah memang jenis product ini selama 10 tahun masa edarnya sebelum expired date.
Kebanyakan masyarakat memang masih awam dengan kode produksi, apalagi biasanya tercantum dengan kode unik. Berbeda dengan expired date yang langsung menunjukkan tanggal berakhir. Misalnya: 140212.  Ini berarti product tsb akan berakhir pada tanggal 14 February 2012.  Sedangkan kode produksi  hanya tertulis misalnya: 1D0234.
Teknik sederhana untuk membaca kode produksi yang terdapat pada produk obat-obatan, Anda dapat mencoba tips berikut:

1.   1D0234 – artinya:

• Angka 1 berarti : tahun 2011 [bisa juga tahun 2001, 2021]  yang ujung tahunnya ada angka 1
• Huruf D berarti : bulan diproduksi.  Dimulai dari A untuk January dst.  Berarti D = bulan April
• 0234 berarti: jumlah produksi yang ke 234 pada saat product ini dibuat
• Berarti 1D0234 = tahun 2011 bulan April produksi ke 234.  Expired date berkisar pada April 2014 sampai April 2016 [ingat lho asumsi bahwa masa edar antara 3 – 5 tahun]

2.  B12567 – artinya:

• Huruf B berarti:  tahun pembuatan.  Biasanya huruf A dimulai dari tahun 2000 atau 2010, atau 2020.  Sehingga untuk huruf C bisa diartikan tahun 2012
• Angka 12 berarti: bulan pembuatan.  Karena angka ini mudah di ketahui.  Angka 1 untuk januari, dst.  Berarti angka 12 menujukkan bulan desember.
• Angka 567 berarti: produksi ke 567 di tahun 2013
• Berarti C12567 = tahun 2012 di bulan Desember produksi ke 567.  Masa expired berkisar antara desember 2015 sampai desember 2017

3.   111027 – artinya:

• Angka 11 berarti tahun 2011
• Angka 10 berarti bulan Oktober
• Angka 27 berarti jumlah produksi di bulan tsb.
• Berarti 111027 = tahun 2011 bulan Oktober produksi ke 27.  Masa expired berkisar antara Oktober 2014 sampai Oktober 2016.

Mungkin ada juga bentuk kode produksi lainnya yang Anda temukan. Yang tercantum pada artikel ini hanya sebagai contoh saja.  Tetapi pada hakikatnya dalam membuat kode produksi pasti ada:
1. Tahun produksi
2. Bulan produksi
3. Jumlah produksi di bulan / tahun tsb.