Penggolongan Obat Dari Segi Penandaan

Penggolongan Obat Dari Segi Penandaan

Published on 14 Nopember 2016

Penggolongan Obat Dari Segi Penandaan

Penggolongan obat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Dari segi bentuknya, obat dapat digolongkan menjadi tablet, kapsul, supositoria, sirup, suspensi, dan lain-lain. Dari segi khasiatnya, obat dapat digolongkan ke dalam antibiotik dan bukan antibiotik. Sementara dari segi penandaannya, obat dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, diantaranya :

1.  Golongan Obat Keras
Golongan obat keras ditandai dengan logo berbentuk lingkaran berwarna merah bergaris tepi bewarna hitam, dan tulisan huruf K di dalamnya. Obat golongan ini hanya bisa diperoleh dengan resep dokter, karena efek negatif yang mungkin ditimbulkan jika dikonsumsi tanpa pengawasan tenaga kesehatan bersifat berat. Izin penjualannya ke pasien hanya diberikan kepada apotek atau rumah sakit. Contoh obat-obatnya antara lain : antibiotik (amoksisilin, ampisilin, sefadroksil), obat tekanan darah tinggi (captopril, amlodipin), antidiabetes (glibenklamid, metformin), dan masih banyak lagi.

2.  Golongan Obat Psikotropika
Golongan obat psikotropika ditandai dengan logo yang sama dengan golongan obat keras. Perbedaannya adalah obat psikotropika dapat menimbulkan efek adiksi atau ketergantungan dan dapat mempengaruhi perilaku penggunanya. Dengan kata lain efek samping yang ditimbulkannya lebih berat dan lebih berbahaya dibandingkan obat keras, maka perlu dibawah pengawasan tenaga medis. Obat-obat ini sering disalahgunakan oleh orang-orang yang ingin mendapatkan kesenangan sesaat. Contoh obat-obatnya yaitu : diazepam untuk obat penenang atau epilepsi, fenobarbital untuk obat tidur atau penenang, obat -obat epilepsi, obat anti depresi, dan lain sebagainya.

3.  Golongan Obat Narkotika
Golongan obat narkotika ditandai dengan logo berbentuk lingkaran dan terdapat palang merah di dalamnya. Golongan obat ini dapat menimbulkan efek ketergantungan, karena itu diperlukan pengawasan yang ketat. Hanya bisa diperoleh di apotek atau rumah sakit berdasarkan resep dokter. Apotek atau rumah sakit yang mendistribusikannya ke pasien, harus memberikan laporan pada dinas kesehatan dan Balai POM setiap periode tertentu. Contoh obat-obatnya adalah morfin untuk penghilang sakit yang sangat berat, codein untuk obat batuk, dan lain-lain.

4.  Golongan Obat Bebas Terbatas
Golongan obat bebas terbatas ditandai dengan logo berbentuk lingkaran bewarna biru bergaris tepi hitam. Disebut obat bebas terbatas karena pada dasarnya kehati-hatian di dalam penggunaannya harus tetap dijaga. Tingkat keamanan penggunaannya lebih rendah dibandingkan golongan obat bebas. Biasanya diperuntukkan bagi penyakit-penyakit yang tergolong ringan. Obat bebas terbatas awalnya merupakan golongan obat keras. Tetapi dengan pertimbangan keamanan di dalam penggunaannya yang tidak tidak seberat obat keras kebanyakan, maka status obat ini diturunkan. Obat-obat tertentu bisa masuk dalam dua golongan obat, yakni keras dan bebas terbatas. Yang membedakannya adalah besarnya dosis obat tersebut. Pada dosis kecil/tertentu obat menjadi golongan bebas terbatas, sedangkan pada dosis yang lain, merupakan obat keras.Obat ini bisa diperoleh di apotek atau toko obat tanpa resep dokter.

5.  Golongan Obat Bebas
Golongan obat bebas ditandai dengan logo berbentuk lingkaran bewarna hijau bergaris tepi hitam. Tingkat keamanan penggunaan obat ini lebih tinggi dibandingkan empat golongan sebelumnya. Golongan obat ini dapat diperoleh di toko obat atau apotek tanpa memerlukan resep dokter.

6.  Golongan Jamu
Golongan jamu ditandai dengan logo bertuliskan jamu yang terdapat pada kemasan. Golongan obat 1 sampai 5 sudah melalui sejumlah penelitian ilmiah yang panjang dengan khasiat yang dapat diprediksi dan terukur. Berbeda dengan jamu yang cara penggunaan dan khasiatnya didasarkan pada pengalaman turun-temurun. Jamu yang telah diuji secara ilmiah dan dinyatakan berkhasiat, maka jamu tersebut diberikan prediket fitofarmaka. Indonesia sampai saat ini baru memiliki beberapa obat yang tergolong fitofarmaka, antara lain stimuno (obat perangsang pembentukan sistem kekebalan tubuh) dan tensicap (obat anti hipertensi).

Golongan obat merupakan salah satu hal penting yang harus tercatat dalam data obat pada apotek. Software apotek dapat membantu apotek dalam mengelola data-data obat maupun data transaksinya. Inolabs sebagai salah satu developer yang berpengalaman mempunyai produk software apotek bernama Inofarma. Inofarma merupakan software apotek online atau software apotek berbasis web yang lengkap dan terjangkau. Silakan kunjungi laman fitur software apotek kami dan kunjungi juga laman produk Inolabs lainnya seperti Software Apotek, Software Klinik, dan Software Rumah Sakit yang semuanya berbasis web.

Sumber : http://farmasi.fkik.uinjkt.ac.id/?p=217
Sumber Gambar : http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2012/05/obat-adalah-bahan-atau-panduanbahan.html

software apotek software apotek online software apotek berbasis web penggolongan obat