Nilai-nilai dari film The Social Dilemma

Published on 20 Nopember 2020

Nilai-nilai dari film The Social Dilemma

The Social Dilemma merupakan film dokumenter dari Netflix yang disutradarai oleh Jeff Orlowski. Film ini menceritakan dampak dari media sosial dari berbagai narasumber yang terpercaya. Mereka merupakan pihak-pihak yang paham betul cara kerja media sosial, sehingga mereka mengungkapkan keresahan mengenai dampak negatif dari media sosial bagi para penggunanya. Berikut nila-nilai yang patut kita ambil dari film ini;

  1. Tau batas waktu untuk bermain media sosial

Pemilik media sosial tentu ingin kita berlama-lama menatap layar ponsel, laptop, atau tablet agar tidak keluar dari media sosial tersebut. Mulai dari beranda yang selalu menampilkan tautan terbaru, serta sederet rekomendasi video, foto, maupun artikel, tanpa disadari membuat kita “betah” bermain media sosial. Padahal semua fitur tersebut adalah siasat dari para pemilik media sosial untuk mengatur waktu kita.

Oleh karena itu, sebaiknya kamu mengatur notifikasi yang ada di gadgetmu. Matikan saja notifikasi yang sekiranya tidak perlu kamu cek pada saat itu juga. Notifikasi akan membuat kamu terjebak lagi di dalamnya. Selain itu penting untuk mengatur batas waktu kamu bermain media sosial setiap harinya. Jika kamu memberikan waktu sejam pada dirimu untuk bermain media sosial, maka patuhi aturanmu untuk kebaikan dirimu sendiri.

  1. Tidak mengunggah hal-hal peribadi ke media sosial

Sebenarnya program dari media sosial telah mempelajari perilaku kita, penggunanya, untuk mengetahui apa yang kita sukai dan hal apa yang sedang kita cari. Semakin kamu berlama-lama di sana, maka semakin banyak yang bisa dipelajari dari diri kamu. Apalagi saat kamu mengunggah hal-hal pribadi ke sana. Perilakumu akan mudah terbaca.

Mereka akan mengetahui hobi kamu dan apa yang kamu minati. Mereka tau barang apa yang lagi kamu cari dan mau dibeli di toko daring. Data itu mereka pakai untuk mempersonalisasi konten dan iklan yang muncul di akun media sosial kamu. Sehingga kamu pun tertarik untuk mengklik iklan tersebut dan membelinya. Inilah peran kita sebagai produk mereka.

  1. Tidak lekas percaya terhadap apa yang ada di media sosial

Disaat perilaku kita sudah terbaca, maka konten-konten yang disediakan di media sosial pasti hanya konten-konten yang sesuai dengan minat kita. Itu pertanda bahwa kita sudah terjebak filter bubble, yaitu kondisi saat kita merasa bahwa hal yang kita sukai atau opini kita terhadap sesuatu adalah pendapat mayoritas dari masyarakat.

Kita akan dengan mudah membenarkan teori atau opini yang keliru. Kita merasa bahwa yang kita lihat di media sosial adalah yang benar-benar terjadi di dunia nyata. Adanya filter bubble pada tiap individu juga memicu keributan karena perbedaan opini atau pilihan, mulai dari urusan politik sampai isu sosial. Berhati-hatilah kita sebagai pengguna media sosial, untuk tetap sadar dan bijak dalam beropini dan mengkonsumsi berita.

Film The Social Dilemma sangat penting bagi generasi di era digital. Jika mereka tidak bisa memakainya dengan baik, maka hal itu akan memperburuk kesehatan mental mereka. Seperti yang diinformasikan di dalam film ini, bahwa angka kematian yang disebabkan oleh kasus bunuh diri semakin tinggi. Hal itu terlihat dari tahun 2009, awal maraknya media sosial.

Dampak negatif media sosial semakin terlihat, mulai dari perilaku dan cara berpikir kita yang mulai berubah karena terpapar olehnya. Apa yang kita anggap penting dan tidak penting jadi berkiblat kepada nilai yang ada di media sosial. Tanpa kita sadari, kita akan menjadi robot yang emosi dan gerak-geriknya mudah ditebak oleh teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Untuk itu, mari lebih bijak lagi dalam bermain media sosial. Mulai kurangi durasi bermain di sana, lakukan hal-hal yang lebih bermanfaat, serta tetap berpikiran terbuka terhadap opini dan sumber berita yang tersedia