Mitos Menyesatkan Seputar HIV/AIDS yang Perlu Anda Tahu

Published on 03 Desember 2018

Mitos Menyesatkan Seputar HIV/AIDS yang Perlu Anda Tahu

Tanggal 1 Desember lalu seluruh dunia memperingati hari AIDS. Meski setiap tahun diperingati dan banyaknya kampanye soal AIDS, hingga kini masih ada sejumlah mitos soal AIDS yang berkembang di masyarakat. 

Mitos-mitos seputar penyakit yang menyerang kekebalan tubuh HIV dan AIDS menyebabkan kekhawatiran akan tertular jika berinteraksi langsung dengan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang masih saja diselimuti berbagai macam mitos dan kesalahpahaman. Pemahaman keliru mengenai penyakit ini telah mendorong sejumlah perilaku yang justru menyebabkan makin banyak orang terjangkit HIV positif. Mitos-mitos menyesatkan tentang HIV dan AIDS juga membantu melekatkan stigma negatif kepada setiap pengidapnya sehingga mereka merasa enggan untuk mendapatkan pengobatan.

Sudah saatnya untuk meluruskan mitos paling umum seputar HIV/AIDS dengan fakta-fakta pendukung.

Mitos: Gigitan nyamuk bisa menularkan HIV

Fakta: HIV tidak menyebar melalui gigitan nyamuk atau gigitan serangga lainnya. Bahkan bila virus masuk ke dalam tubuh nyamuk atau serangga yang menggigit atau menghisap darah, virus tersebut tidak dapat mereproduksi dirinya dalam tubuh serangga. Karena serangga tidak dapat terinfeksi HIV, serangga tidak dapat menularkannya ke tubuh manusia yang digigitnya.

Mitos: HIV hanya menjangkiti kaum homoseksual dan pengguna narkoba

Fakta: Tidak. Setiap orang yang melakukan hubungan seks yang tak terlindungi, berbagi penggunaan alat suntikan, atau diberi transfusi dengan darah yang tercemar dapat terinfeksi HIV. Bayi dapat terinfeksi HIV dari ibunya selama masa kehamilan, selama proses persalinan, atau setelah kelahiran melalui pemberian air susu ibu.

Mitos: HIV sama dengan AIDS

Fakta: HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS adalah dua hal yang berbeda. HIV adalah nama virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sementara AIDS adalah tahap akhir dan kelanjutan dari infeksi HIV jangka panjang setelah sistem imun tubuh akhirnya rusak.

AIDS adalah penyakit kronis dengan sekumpulan gejala yang terkait dengan penurunan daya tahan tubuh, membuat pengidapnya sangat berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan lain yang lebih serius.

Tidak semua orang yang positif HIV otomatis juga terjangkit AIDS. Pengobatan HIV yang tepat guna bisa memperlambat atau menghentikan perkembangan virus HIV, yang pada akhirnya turut mencegah risiko AIDS.

Mitos: HIV bisa menular karena sentuhan biasa dengan orang yang sudah terinfeksi

Fakta: HIV tidak ditularkan oleh kontak sehari-hari dalam kegiatan sosial, di sekolah, ataupun di tempat kerja, misalnya berjabat tangan, berpelukan, pakai toilet, minum dari gelas yang sama dengan  orang yang terkena HIV, atau terkena bersin atau batuk dari seseorang yang terinfeksi HIV. Kita tidak dapat terinfeksi lantaran berjabat tangan, berpelukan, menggunakan toilet yang sama atau minum dari gelas yang sama dengan seseorang yang terinfeksi HIV, atau terpapar batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi HIV.

Mitos: HIV/AIDS tidak bisa disembuhkan

Fakta: Sampai saat ini, belum ada obat penawar HIV AIDS. Pengobatan antiretroviral yang tersedia hanya bisa membantu menekan perkembangan penyakitnya, mencegah risiko penularan, dan mengurangi risiko kematian akibat komplikasi HIV/AIDS secara drastis.

Obat HIV dapat membantu Anda hidup lebih sehat dan normal. Namun untuk bisa mencapai semua target ini, obat retroviral harus tetap diminum rutin seumur hidup.

Jika Anda terus-terusan lupa minum obat  HIV, virus akan menjadi kebal obat sehingga bisa menimbulkan berbagai efek samping parah di kemudian hari.

Silakan kunjungi laman produk Inolabs Indonesia lainnya seperti Software Apotek, Software Klinik, dan Software Rumah Sakit yang semuanya berbasis web.

hiv aids adalah mitos hiv aids mitos aids mitos penyakit aids fakta penyakit aids mitos fakta aids ihv/aids adalah