Hal-hal Tentang Apoteker yang Seharusnya Kita Pahami

Hal-hal Tentang Apoteker yang Seharusnya Kita Pahami

Published on 01 Februari 2018

Hal-hal Tentang Apoteker yang Seharusnya Kita Pahami

"Apoteker umumnya tahu lebih banyak tentang obat-obatan daripada tenaga kesehatan lain," kata David E. Williams, President of Health Business Group di MedcityNews.

Dokter pun mengenal obat tentunya karena mereka mereka meresepkan obat-obatan namun pengetahuan dokter tentang obat-obatan tersebut terspesialisasi menurut bidang mereka. Misalnya seorang dokter jantung, maka dia mengetahui dengan sangat baik obat-obat jantung seperti agen antiaritmia. Namun kemungkinan mereka kurang mengenal obat-obat antibiotika termasuk efek obat lain yang dapat mempengaruhi jantung. Apoteker belajar untuk mengenal semua obat tersebut dan dapat mencegah efek buruk yang dapat ditimbulkan suatu obat.

"Apoteker ada di tempatnya selalu sehingga Anda tidak memerlukan janji untuk menemui mereka," kata Tadeh Vartanian Pharm.D, seorang apoteker di CHA Hollywood Presbyterian Medical Center.

Hanya saja masalahnya, di Indonesia beberapa apotek atau instalasi farmasi tidak selalu ditunggui oleh apoteker. Kita harus menanyakan jadwal kedatangan apoteker tersebut.

- Apoteker tahu apa yang terkandung dalam obat.

Apoteker menghabiskan waktunya minimal 5 tahun untuk mempelajari kimia obat, patoisiologi, dan farmakoterapi.

"Mereka memiliki pengetahuan dan ketrampilan cara membuat pil, salep, sirup, dan lain sebagainya. Mereka tau persis bagaimana obat diserap dan didistribusikan ke dalam tubuh, dimetabolisme, dan dikeluarkan," kata Sally Rafie Pharm.D, Apoteker di UC San Diego health kepada Reader's Digest.

- Apoteker juga mempelajari bahan-bahan pengisi obat yang dapat menimbulkan alergi.

- Apoteker dapat membantu pengelolaan minum obat.

Apoteker juga belajar sebuah ilmu yang disebut farmakodinamika (sebuah ilmu yang mempelajari efek obat terhadap tubuh) jadi apoteker bisa membantu mengelola pasien dalam minum obat terutama bila obat yang diminum banyak. Sebuah obat dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada tubuh. Beberapa obat bila diminum bersamaan, dapat menimbulkan reaksi yang menyebabkan efek yang tidak diinginkan juga. Selain itu, kondisi tubuh tertentu juga dapat menyebabkan obat tidak bekerja sesuai harapan.

"Dalam kondisi medis yang kompleks atau kronis, apoteker mampu mengelola obat-obatan yang diminum karena dia ahlinya," kata Sally Rafie Pharm.D. "Misalnya pada penderita kolesterol tinggi, gagal jantung, transplantasi, diabetes, HIV, dan masih banyak lagi."

- Apoteker menyimpan catatan pengobatan pasien.

Peraturan menteri kesehatan No. 35 Tahun 2014 meminta apoteker di apotek untuk membuat catatan pengobatan pasien. Sehingga seharusnya bila kita datang kesebuah apotek untuk membeli obat, apoteker akan membuat data kita. Bila ada sesuatu yang terjadi dengan kita karena penggunaan obat yang dibeli dari apotek, kita bisa menelusurinya. Atau bila kita lupa nama obat yang kita beli dari apotek, kita bisa menanyakannya kembali.

- Apoteker belajar tentang suplemen alami.

Bila kita melihat iklan di media cetak, televisi, maupun internet, ada banyak suplemen herbal yang ditawarkan. Apoteker, dengan bekal ilmu fitokimia dan fitofarmaka dari kuliahnya, mampu memberikan informasi yang jelas tentang suplemen herbal ini.

Banyak iklan dan orang yang mengatakan bahwa suplemen herbal aman untuk dikonsumsi jangka panjang dan tanpa efek samping. Padahal tidak seperti itu. Teh hijau misalnya, dia memang memiliki aktifitas pembakar lemak. Namun bila dikonsumsi dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dia bisa menyebabkan kerusakan hati.

Silahkan kunjungi laman produk Inolabs lainnya seperti Software Apotek, Software Klinik, dan Software Rumah Sakit yang semuanya berbasis web.

SUMBER ARTIKEL