Damai dalam Bersosial Media

Published on 21 September 2020

Damai dalam Bersosial Media

Perdamaian tentu menjadi impian bagi semua orang. Bagaimana seorang individu dapat dengan damai berpendapat, melakukan hal yang disukai, dan damai menunjukkan jati dirinya. Pada zaman sekarang, kedamaian lahir dan batin pasti sulit sekali didapatkan. Hal itu tercermin dari sikap masyarakat Indonesia dalam bersosial media. Menghabiskan waktu di sosial media sudah jadi rutinitas bagi para penggunanya, terutama generasi Z yang setiap hari menghabiskan 79% waktunya untuk bersosial media.

Sosial media menjadi tempat mereka mencari informasi, hiburan, atau sekedar mengungkapkan opininya. Apalagi di saat pandemi seperti ini kita dianjurkan untuk beraktivitas lebih intens di dalam rumah, tentu hal itu membuat sosial media semakin ramai digunakan. Padahal informasi di sosial media tidak semua valid dan kadang dilebih-lebihkan, sehingga menggiring opini masyarakat yang tidak baik. Sebaiknya kita sebagai pengguna sosial media tidak terlalu sering mencari informasi buruk, sebab tidak sedikit yang pada akhirnya menjadi lebih gelisah dan saling menyalahkan.

Beropini di sosial media tentu diperbolehkan dan sangat dianjurkan jika kita mengunggah perkataan yang positif dan memotivasi. Lagi-lagi kondisi pandemi ini, tidak membuat semua orang berempati pada sesama. Masih seringkali ditemui kata-kata negatif yang menyakiti banyak pihak. Kita sebagai masyarakat Indonesia yang satu kesatuan seharusnya bisa lebih kompak untuk saling mendukung, memberikan semangat, dan saling menolong satu sama lain. Bukan saling menyalahkan dan jadi acuh pada sesama.

Sosial media tentu menjadi toxic jika tidak dipakai dengan bijaksana oleh penggunanya. Jika kita sebagai pengguna sosial tidak pandai menyaring berita dan perkataan orang lain, maka kita tidak akan menemukan kedamaian di dalamnya. Lalu bagaimana kita bisa damai bersosial media? Mulailah dengan mengunggah ujaran perdamaian. Menyuarakan hal-hal yang dapat membangun dan menjadi role model bagi anak-anak muda dan pengguna sosial media lainnya. Sebagaimana di dunia nyata, setiap dari kita juga pasti membutuhkan contoh positif di dunia maya. Maka dari itu, buatlah konten perdamaian di sosial media.

Perbanyak konten yang membangun, menenangkan, dan memotivasi diharapkan dapat menjadi hal yang mempengaruhi mindset para pengguna sosial media. Keadaan mental mereka pun secara tidak langsung akan tertolong, tidak lagi terlalu merasa gelisah dan takut. Konten-konten seperti itu tentu akan berimbas pada semangat keinginan untuk menciptakan kedamaian bagi diri sendiri, keluarga, teman, dan masyarakat. Jadi manfaatkan sosial media dengan baik, ya!