WHO Ungkap Fakta Baru Keterkaitan Kopi dan Kanker

WHO Ungkap Fakta Baru Keterkaitan Kopi dan Kanker

Published on 05 Maret 2018

WHO Ungkap Fakta Baru Keterkaitan Kopi dan Kanker

Kopi merupakan salah satu minuman favorit di dunia. Berbagai penelitian mengungkapkan manfaat kopi bagi kesehatan, meski tak sedikit juga yang menyebutkan efek negatif kopi. Tapi, masih banyak yang tidak bisa melepaskan tradisi minum kopi di pagi hari.

Kini, studi baru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa meminum kopi secara teratur dapat mengurangi risiko kanker hati dan rahim. Badan Penelitian Kanker Internasional WHO (IARC) pun telah menarik keputusan pada 1991 yang menyatakan meminum kopi dikaitkan dengan kanker kandung kemih.

Perubahan keputusan ini berdasarkan hasil evaluasi terbaru pada lebih dari 500 studi tentang hubungan antara kanker dan berbagai jenis minuman panas seperti teh, kopi, dan minuman herbal.

Tim IARC menemukan bahwa dengan meminum kopi tidak memiliki efek karsinogenik terhadap kanker pankreas, payudara, dan prostat.

Presiden Asosiasi Kopi Nasional (NCA), Bill Murray mengatakan bahwa temuan sangat signifikan untuk peminum kopi.

"Ini menegaskan bukti dari turunan studi oleh para ilmuwan sebelumnya,” kata Murray, dilansir Independent.

Bagaimanapun, laporan itu menemukan bahwa ada keterkaitan antara kanker tenggorokan atau esofagus dengan minuman yang sangat panas.

"Hasil ini menunjukkan bahwa minum minuman yang sangat panas adalah salah satu penyebab kemungkinan kanker esofagus, dan itu disebabkan oleh suhu," kata Dr Christopher Liar, Direktur IARC.

Oleh karena itu, para ilmuwan menganjurkan para peminum teh atau kopi sebaiknya membiarkan minuman panas itu dingin lebih dahulu, terutama jika tidak menambahkan susu pada minumannya.

Kepala Interpretasi Penelitian dari World Cancer Research Fund, Dr Rachel Thompson pun mengatakan bahwa hasil penelitian yang menyebutkan minuman yang sangat panas dapat meningkatkan risiko kanker esofagus, adalah hal yang sangat menarik.

"Analisis penelitian kami sendiri menemukan bukti yang sama untuk orang yang minum teh herbal di Amerika Selatan, sebanding dengan makan makanan yang pedas dan panas. Untuk itu, kami akan melakukan analisis penelitian lebih lanjut di masa depan," katanya.

Selanjutnya, Thompson pun menambahkan bahwa untuk semua pecinta teh dan kopi, penemuan tersebut tidak semata-mata berarti minuman panas terlarang.

"Minuman yang dimaksud ialah dengan suhu sangat panas, yang telah diidentifikasi sebagai penyebab risiko kanker,” jelasnya.

Silahkan kunjungi laman produk Inolabs lainnya seperti Software Apotek, Software Klinik, dan Software Rumah Sakit yang semuanya berbasis web.

SUMBER ARTIKEL