Cara Tepat Mengatasi Trauma pada Korban Bencana Alam

Published on 10 Januari 2019

Cara Tepat Mengatasi Trauma pada Korban Bencana Alam

Bencana alam yang melanda Tanah Air baru-baru ini, meninggalkan duka mendalam bagi para korban. Harta, benda, bahkan tak sedikit nyawa melayang akibat dampak dari bencana alam yang terjadi. 

Bagi para korban selamat, hidup harus tetap berjalan. Namun, tidak semuanya mampu membangun mental yang stabil untuk memulai aktivitas seperti biasa. Bahkan, tak jarang ditemui orang-orang yang mengalami trauma mendalam akibat peristiwa yang dialami.

Gangguan trauma pasca bencana adalah sebuah kondisi gangguan kesehatan mental akibat peristiwa mengerikan. Hal ini juga terjadi pada peristiwa bencana alam, seperti gempa bumi maupun tsunami. Trauma bisa dialami sendiri, atau pun disaksikan secara langsung oleh seseorang. Pada gilirannya, korban bencana pun biasanya rentan terhadap stres.

Dampak dari gangguan trauma itu sendiri tentu bervariasi, dari yang ringan sampai berat. Berikut beberapa di antaranya:

  • Selalu merasa cemas dan sangat mengganggu, 
  • Terbayang-bayang dengan peristiwa bencana, 
  • Mimpi buruk yang menyebabkan kesulitan tidur, 
  • Kondisi fisik penderita menjadi siaga ketika mereka mengingat ataupun memikirkan trauma yang dialami.

Gejala psikis seperti demikian tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Para korban harus dibantu agar pulih kondisi psikologisnya dari pengalaman traumatis melalui pemulihan trauma (trauma healing). 

Gangguan PTSD pada korban bencana muncul setelah 1 bulan, sedangkan gangguan trauma yang muncul kurang dari 1 bulan disebut Acute Stress Disorder (ASD). Biasanya korban yang mengalami ASD dapat pulih kembali dari gangguan trauma sehingga hanya memerlukan dukungan psikososial. 

Sedangkan Gangguan PTSD memerlukan penanganan khusus, seperti terapi psikis dengan intervensi khusus dan jika sangat mengganggu dapat dipertimbangkan pemberian obat-obatan. 

Lalu bila kita di dekat mereka, apa saja kira-kira yang bisa kita lakukan untuk memulihkan kondisi tersebut?

  1. Meminimalkan paparan media yang memberitakan tentang bencana atau peristiwa tersebut 
  2. Menghindarkan mereka dari tempat-tempat dimana kejadian mengerikan itu berlangsung 
  3. Memberikan dukungan, kita perlu menunjukkan bahwa kita peduli dan berempati terhadap kondisi korban. 
  4. Memberikan donasi dalam bentuk pangan, sandang, dan papan. 
  5. Mengajak para korban untuk bermain dan bersenda gurau, hal ini dapat meringankan tekanan traumatis yang dialami korban
  6. Melakukan kegiatan bersama-sama seperti memasak di dapur umum
  7. Menjadi pendengar cerita para korban, bila mereka siap menceritakan musibah yang dialaminya

Satu hal utama yang harus selalu diperhatikan, jika gangguan ini terjadi berkepanjangan, maka penderita trauma harus melakukan konsultasi dengan psikolog atau profesional kesehatan mental. Beberapa jenis terapi yang diberikan adalah kognitif, perilaku, kognitif-perilaku, interpersonal, humanistik, psikodinamik atau kombinasi dari beberapa gaya terapi.

Terapi bisa untuk individu, pasangan, keluarga atau kelompok lain. Beberapa psikolog dilatih untuk menggunakan hipnosis, yang menurut penelitian telah terbukti efektif untuk berbagai kondisi termasuk kecemasan dan gangguan suasana hati. Untuk beberapa kondisi, terapi dan pengobatan adalah kombinasi pengobatan yang paling berhasil.

Teaser INOFARMA 2.0

Silakan kunjungi laman produk Inolabs Indonesia lainnya seperti Software Apotek, Software Klinik, dan Software Rumah Sakit yang semuanya berbasis web.

bencana alam trauma healing trauma healing bencana cara trauma healing kesehatan mental tahap trauma helaing proses trauma healing