Begini Cara Cerdas Silaturahmi dengan Keluarga Besar

Published on 21 Juni 2017

Begini Cara Cerdas Silaturahmi dengan Keluarga Besar

Sungguh sebuah anugerah bilamana kita lahir dalam sebuah keluarga besar yang penuh cinta kasih. Mereka akan selalu ada di sisi kita saat suka maupun duka. Hidup kita terasa begitu kaya akan kasih sayang.

Beruntunglah bila kehangatan keluarga besar itu sudah tercipta sejak lama. Namun, bila kehangatan di keluarga besar itu belum terwujud atau justru mulai memudar di tengah kesibukan hidup yang tiada habisnya, upaya untuk menumbuhsuburkannya jadi tanggung jawab bersama.

Satu hal yang perlu Anda ingat sebelum menjalani langkah-langkah berikut ini adalah nilai keikhlasan yang benar-benar harus Anda miliki. Tanpa keikhlasan, bukan tidak mungkin Anda berkali-kali akan kecewa lantaran segala usaha yang mulia untuk menjalin silaturahmi dengan keluarga besar tak berjalan sesuai harapan. 

1. Teruslah berhubungan
Di tengah segala kesibukan, usahakanlah untuk menyisihkan sedikit waktu untuk sekadar bertukar kabar lewat telepon, atau sekadar berkirim SMS dengan sanak saudara, terutama bila kerabat kita tinggal berjauhan. Mengirim surat atau kartu ucapan, bisa juga dilakukan untuk menunjukkan perhatian, bahwa kita masih mengingat mereka sebagai orang-orang yang cukup berarti dalam kehidupan kita. Tulusnya perhatian kita, bukan tak mungkin akan dibalas dengan ketulusan perhatian juga.

2. Jadwalkan pertemuan rutin
Apabila kebetulan banyak anggota keluarga besar kita yang tinggal satu kota atau satu wilayah, tentu tak berlebihan bila kita bersama-sama menjadwalkan pertemuan rutin. Cara yang paling umum dilakukan adalah mengadakan arisan keluarga. Pergiliran tempat arisan membuat semua bisa lebih saling mengenal. Paling tidak, tahulah alamat kerabat kita.
Selain arisan, Anda juga bisa mengadakan pengajian keluarga dengan mendatangkan ustaz atau ustazah. Selain manfaat silaturahmi, kita juga dapat memetik ilmu dalam kajian tersebut. Momen ini pula bisa jadi sarana dakwah untuk keluarga besar.

3. Liburan dan wisata bersama
Sesekali lemparkan ide untuk mengadakan liburan bersama keluarga besar. Keluar kota dan menginap di suatu tempat atau sekadar berwisata tanpa menginap. Persiapan juga bisa dibicarakan bersama, dari soal tempat yang dituju, sampai urusan dana. Akan tetapi, sesuaikan semuanya dengan kemampuan semua anggota keluarga besar. Jangan dipaksakan. Alih-alih mengakrabkan keluarga, malah bikin jengkel yang lain lantaran Anda memaksakan mereka berlibur di satu tempat yang tak terjangkau biayanya. Solusinya, Anda bisa mencari tempat yang murah meriah.
Pada acara itu buatlah permainan-permainan yang melibatkan semua orang, dari anak-anak sampai para manula dalam keluarga besar kita. Apabila memungkinkan, sediakan hadiah-hadiah menarik sebagai penambah semangat dan keseruan. Diharapkan keakraban tak hanya tercipta saat itu, sesudah acara pun dapat berlanjut.

4. Kunjung mengunjungi
Saling berkunjung tak hanya dilakukan saat hari raya Idul Fitri. Di luar waktu itu kebiasaan saling mengunjungi amat baik dilakukan. Minimal setiap ada kerabat yang sakit kita usahakan untuk mengunjungi sebagai bentuk perhatian.
Kemudian, baik sekali bila Anda menyempatkan diri untuk selalu mengunjungi kerabat-kerabat Anda bergiliran. Bahkan bila memungkinkan, terutama bila mereka tinggal di lain kota misalnya, Anda bisa menginap. Akan tetapi, sebagaimana diingatkan Rasulullah, sebaiknya tak menginap lebih dari 3 hari. Setelah 3 hari, biasanya orang yang kita kunjungi mulai lelah dan kehabisan energi untuk terus melayani. Apalagi bila kita menempati kamar salah satu anggota keluarga itu untuk tidur. Anda tentu bisa berempati padanya.
Selain Anda yang datang berkunjung, undang juga mereka untuk mengunjungi Anda. Menerima anak-anak mereka tinggal di rumah Anda semasa liburan akan jadi pengalaman menarik untuk Anda dan anak-anak.
Selama mereka berkunjung, Anda dapat membuat jadwal kegiatan yang menyenangkan, misalnya menjadwalkan membawa mereka ke tempat-tempat unik di kota Anda atau mengunjungi kerabat lainnya.

5. Beri hadiah atau bingkisan
Saling memberi hadiah akan mengeratkan cinta dan kasih sayang. Jangan berharap  orang lain akan memberi hadiah lebih dulu. Mulailah dari Anda sendiri. Berikan hadiah kepada sanak saudara sesuai kemampuan Anda. Akan lebih baik bila hadiah yang Anda berikan disesuaikan dengan kebutuhannya saat itu. Misalnya, ia baru saja pindah rumah, mungkin Anda bisa memberikan hiasan dinding atau tanaman hias untuk dekorasi rumahnya.
Bagi kerabat yang tak mampu, hadiah berupa uang tentu amat berarti bagi mereka. Anda mendapat dua pahala sekaligus; pahala sedekah dan pahala silaturahmi.

6. Beri bantuan yang dibutuhkan
Dalam kesulitan, seseorang tentu amat membutuhkan bantuan orang lain, terutama dari kerabat sebagai lingkungan terdekat mereka. Maka sebisa mungkin, sesuai kemampuan, kita bantu mereka dengan ikhlas. Sudah kewajiban setiap orang untuk saling membantu, bahkan sebenarnya, kaum kerabatlah yang lebih utama menerima bantuan sebelum orang lain.
Bantuan yang dibutuhkan tidak hanya berbentuk materi. Dukungan moral atau sekadar memberi jalan keluar dari masalah mereka bisa jadi bantuan tak ternilai buat kerabat.
Namun, sebagaimana bantuan yang kita berikan pada siapa pun, jangan pernah mengungkitnya kembali. Bantuan yang diungkit mengesankan ketidakikhlasan kita saat memberikannya. Hati-hati, amalan baik yang demikian  bisa sia-sia di hadapan Allah. Sementara itu yang dibantu pun merasa tak enak lantaran merasa berhutang budi, apalagi seolah merasa ditagih terus. Oleh karena itu, biarlah Allah saja yang membalas semua kebaikan itu.

7. Hindari prasangka buruk
Seringkali sebuah keluarga bermasalah hanya karena prasangka buruk. Prasangka ini semakin parah bila anggota keluarga besar lainnya ikut menambah-nambahi atau memanas-manasi, bukannya meredakan suasana. Ketimbang mengklarifikasi semua prasangka itu pada yang bersangkutan, kebanyakan orang lebih memilih untuk mempercayai prasangka itu. Konflik pun tak terhindarkan.
Akan lebih bijaksana bila semua syak wasangka itu diklarifikasi langsung pada yang bersangkutan. Jika posisinya dalam keluarga yang lebih tinggi, tanyakan pada orang terdekatnya, seperti suami, istri atau anak-anaknya. Tentunya dalam meminta penjelasan tetap utamakan praduga tak bersalah dan dengan cara yang sopan. Satu hal yang pasti, jangan sampai prasangka yang belum tentu benar ini merusak pertalian darah.

Silahkan kunjungi laman produk Inolabs lainnya seperti Software Apotek, Software Klinik, dan Software Rumah Sakit yang semuanya berbasis web.

SUMBER ARTIKEL